Rabu, 27 April 2011

Semangkuk Cocktail Cinta

Semangkuk Cocktail Cinta


Pengarang : Rahayu Aningtyas
Penerbit : Era Adicitra Intermedia

Do`a terbaik untuk Ummu Salamh

Ummu salamah bersama suaminya adalah generasi awal sahabat Rasulullah. Mereka berdua telah mengalami dua kali hijrah; hijrah ke Habasyah dan hijrah ke Madinah. Perjalanan hijrah ke Habasyah saja sudah sangat berat, melalui perjalanan darat dan laut selama tiga bulan. Tetapi keimanan yang begitu kuat, membuat kelelahan cepat teratasi. Mereka harus hijrah ke sebuah negeri yang sangat asing (Habasyah untuk saat ini bernama Ethiopia, masuk wilayah Benua Afrika). Kemapaman hidup di Makkah mereka tinggalkan. Ummu salamah inilah yang mencatat dan mendokumentasikan peristiwa dialog antara utusan kafir quraisy, yang menghendaki membawa pulang Muhajirin, dengan Najasy. Sejarah yang ditulis Ummu Salamh mencatat bahwa misi kaum Quraisy gagal karena Najasy justru melindungi kaum muslimin.

Ketika pemboikotan Makkah oleh kaum kafir berakhir, mereka kembali ke Makkah, Karena tekanan terhadap kaum muslimin masih sangat kuat, Rasul memerintah hijrah ke Madinah. Abu Salamah dan Ummu Salamah bergegas akan meninggalkan Makkah menuju Madinah. Terjadi kericuhan karena keluarga besar Ummu Salamah tidak mengizinkan. Ummu Salamah berhasil ditahan hingga terpisah dari suami dan anak-anaknya selama setahun. Berkat bantuan salah satu saudaranya yang terus membujuk kaumnya, Ummu Salamah diberi izin menyusul keluarga di Madinah

Abu salamh, suaminya, dipilih Rasul untuk menjadi Wali Kota Madinah yang pertama. Ia juga merupakan salah satu dari 314 sahabat yang memenangkan Perang Badar. Kemudian ikut terlibat dalam Perang Uhud yang di peperangan ini mendapat luka cukup parah. Namun berkat perawatan istrinya, luka ini berhasil disembuhkan. Begitu sembuh, Abu salamah langsung terlibat dalam peperangan melawan Bani As`ad yang akan menyerbu Madinah. Pada peristiwa inilah, tepatnya tahun 4 Hijriah, Abu Salamah meninggal dunia.

Ketika suaminya masih hidup, Ummu Salamah sering merasa cemburu dan khawatir pada suaminya. Pernah suatu ketika Ummu Salamah meminta suaminya berjanji tidak akan menikah lagi bila dirinya meninggal dunia. Mendengar hal itu, Abu Salamah tertawa dan berkata, “Tidak, akulah yang akan meninggal lebih dulu dank au ku do`akan menikah lagi dengan orang yang lebih baik dariku”.

Do`a seperti ini tidak mungkin keluar dari mulut seorang lelaki, kecuali dia berakhlak mulia. Hal ini menunjukkan rasa syukur Abu Salamah memiliki istri yang setia menemani dalam setiap kesulitan perjuangan. Ia berharap istri dan anak-anaknya selalu dalam kondisi terbaik jika kelak ia meninggal.

Saat Abu Salamah meninggal, Ummu Salamah menghadap Rasul untuk melaporkan kondisi keluarganya. Rasul mengajari Ummu Salamah doa agar mendapat ganti yang lebih baik dari suaminya. Dan benar, usai masa iddahnya, Abu Bakar meminang, tetapi pinangan itu ternyata ditolak. Umar pun dating meminang, tapi juga mendapat penolakan. Akhirnya Rasulullah yang meminang. Ummu Salamah masih berkilah bahwa dirinya sudah tua dan punya empat anak serta sangat pencemburu. Jawab Rasulullah, “Jika karena usia, aku lebih tua. Jika karena iri hati dan cemburu, Allah akan menghilangkannya. Sedang masalah anak, Allah dan Rasul-Nya yang akan mengurus.”

Tidak ada alasan lagi yang bias dikemukakan Ummu Salamah. Dia dinikahi Rasulullah, satu-satunya orang yang lebih baik dari suaminya. Subhanallah, inilah doa terbaik suami Ummu Salamah yang dikabulkan Allah SWT.

(r biru)

Rabu, 06 April 2011

Wanita Seribu Pesona




Pengarang          : Hendi Kurniah & Aka Abdi
Penerbit              : Telaga Inspirasi
Tebal                     :174 halaman

Tabir Pesona

Melihat pesonamu menggoda hatiku
Menibak pesonamu menambah keyakinanku
Menyingkap pesonamu menunjukkan keagungan-Nya
Menyelami pesonamu penginspirasi hidupku
Mendalami pesonamu memotivasi semangatku
Memaknai pesonamu menuntunku dalam hikmah
Memetik pesonamu menentramkan jiwaku

Berjuta pesona telah membuatmu menjadi istimewa
Keistimewaan yang membuat bidadari cemburu padamu
Kepedihan hidup tak boleh memudarkan kemuliaan akhlakmu
Naiki tangga kemuliaan dengan ketaatanmu
Tebarkan haruman cinta dalam pesonamu
Kau yang mempesona
Kau pun luar biasa
Raih surga-Nya dengan pesonamu

Jangan bersedih….
Kau yang dianugrahi kelembutan
Jangan khawatir….
Kau yang dianugrahi kekuatan jiwa
Jangan takut….
Kau yang anugrahi keberanian
Janngan putus asa
Kau yang dianugrahi kemuliaan
Bangkit….
Maju….
Segera….
Raih kebahagiaan
Gapai ketentraman
Nikmati hidupmu dalam naungan-Nya
Wanita mulia
Wanita sholihah
Tulang rusuk itu

Dia adalah sosok makhluk. Penciptaannya disebabkan oleh sebuah kerinduan akan sosok seorang sahabat dan pendamping. Keberadaannya dibutuhkan sebagai penghibur dan penepis rasa kesepian yang mendalam. Kehadirannya menghadirkan sosok baru sebagai penerus kelangsungan hidup makhluk mulia yang dihormati. Dia merupakan hasil permohonan yang tulus dan keridhoan Sang Maha Pencipta atas hamba-Nya, sosok indah yang begitu mempesona; dia adalah wanita.

Lihatlah ke dalam dirimu….

Senin, 04 April 2011

Sandiwara Langit






Judul         : Sandiwara Langit
Pengarang : Abu Umar Basyier
Penerbit    : Shofa Media Publika


Secara etimologis, kata “sandiwara” bererti: drama, kumpulan beberapa babak atau fragmen dalam “kehidupan”, fiktif  atau non fiktif. Sedangkan pengertian langit di sini menunjuk kepada sang “sutradara”yakni Yang Maha Mengatur alam semesta, Allah SWT.
Al-Qur`an melukiskan kehidupan dunia ini hanyalah permainan, senda gurau yang dapat melalaikan, perhiasan dan adu pamer materi yang secara keseluruhan tidak kekal abadi :
 “Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga diantara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari ALLAH serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.” (Q.S. Al-Hadid ayat 20)
*************
Adalah Rizqaan, tokoh utama dalam buku ini, salah satu contoh, dari segelintir umat manusia yang secara apik dianugerahi kekuatan dalam menjalani semua takdirnya, yang teramat berat dan sakit menyayat, namun begitu penuh hikmah nan harum dan indah memikat.
“Aku mengagumi seorang mukmin. Bila memperolah kebaikan dia memuji Allah dan bersyukur. Bila ditimpa musibah dia memuji Allah dan bersabar. Seorang mukmin diberi pahala dalam segala hal walaupun dalam sesuap makanan yang diangkatnya ke mulut istrinya.” (Riwayat Ahmad dan Abu dawud)
Ia adalah pemuda shalih, yang berjuang keras menyelamatkan diri dari fitnah membujang, dengan segera menikah dengan segala keterbatasan yang ada. Modal belum ada, pekerjaan pun tak punya. Dan Halimah pemudi yang juga shalihah, putri pak rozaq, seorang pengusaha kaya raya menjadi pilhannya. Meski dari keluarga apa adanya, sebagai muslim idealis, ia tak gentar menemui keluarga Halimah, untuk maju meminang. Terkesan nekat, tetapi begitulah, selama itu adalah kebenaran yang diyakin, pantang bagi rizqaan untuk bersurut langkah.
Keunikan kisah ini, dimulai ketika pak rozaq mau menikahkan mereka, namun dengan satu syarat. Bila dalam sepuluh tahu ia tidak bisa “sukses” (baca: kaya raya menurut barometernya) dan “membahagiakan” Halimah, maka ia harus menceraikannya.
Ah, hidup memang benar-benar penuh hal tak terduga, yang kadang begitu sulit dipercaya. Yang tak jarang memaksa kita untuk menerima realita, bahwa itu memang benar terjadi adanya. Selama sepuluh tahun itu, mereka makin menemukan cinta sejati, cinta hanya karena dan kepada Allah semata. Makin kuat, mengakar dan menghebat, lebih dari apa yang mereka bayangkan sebelumnya. Mengokohkan jiwa mereka dan menhadapi segala badai yang menerpa, dari kematian ayah Rizqaan dala kebakaran pabrik, yang juga membangkrutkan usahanya, hingga berujung pada perceraian yang dipaksakan, demi menepati perjanjian. Atau kisah kematian Halimah yang begitu dramatis, sampai kebesaran hati Rizqaan memaafkan ‘dalang’ penyebab kebakaran sekaligus kematian ayahnya.
Yang istimewa, cerita yang tersaji dalam buku ini, adalah pemaparan kembali dari kisah nyata yang-insyaAllah- benar-benar terjadi, untuk bersama kita petik hikmahnya. Makin memikat, saat penyusun kisah, Ustadz kami Abu Umar Basyier Al-maedany, juga menyisipkan dalil-dalil Al Qur’an dan Assunnah untuk makin memperkuat bahasan.
Sangat berbeda dengan buku “sejenis” yang terlanjur meracuni umat, dengan kisah fiktif, sandiwara atau satra penuh rekayasa. “Racun” tersebut semakin kabur dan sulit dikenali, dengan pelabelan Islami yang sangat dipaksakan, entah itu pada novel maupun cerpen murahan dan kawan-kawannya. Bagaimanapun, secara umum Islam tidak pernah mengajarkan dusta untuk mencapai –semulia apapun- tujuannya.

(ranger biru)