Rabu, 30 Maret 2011

Hati Sebening Mata Air



Penulis       :  Amru Khalid
Penerbit      :  Aqwam
 
Amru Khalid, seorang penulis mesir yang sekarang berdomisili di Birmingham, Inggris, merupakan salah satu penulis favorit saya dalam berkisah. Beliau dapat menceritakan kembali kisah yang sama kepada kita, tapi dengan berbeda rasa. Menyentuh, melankolis, tapi juga tidak meninggalkan sisi harokiyahnya. Jadi, pesan saya kepada teman-teman, jika menemukan sebuah buku yang dikarang oleh Amru Khalid, mending dibeli deh, minimal dibaca. Asyik J

Berikut sekelumit tulisannya dalam buku Hati Sebening Mata Air :
Riya` :
                Kata riya` berasal dari kata ru`yah yang berarti penglihatan manusia. Sesuatu itu akan disebut riya`, bila ingin dilihat oleh manusia. Dalam Hadits qudsi Allah berfirman :
“Barangsiapa beramal, dan menyekutukan –Ku dengan yang lain, maka. Itu buat yang ia menyekutukannya dengan-Ku. Dan aku berlepas diri darinya.” (H.R. Muslim, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad)
                Berhati-hatilah, betapa menakutkan hadits ini. Bayangkan, apa yang terjadi kalau kita termasuk golongan ini? Apakah mereka akan mendapatkan pahala? Pada siapa kita akan pamer? Pada siapa kita melakukan amal shalih? Siapa yang akan menyediakan pahala bagi kita? Itu karenanya, Ulama mengatakan, “di hari itu, orang yang riya` dipanggil dengan empat seruan, “Hai orang yang pamer! Hai orang yang berkhianat! Hai orang yang berbuat keji! Hai orang-orang yang rugi! Pergi dan ambillah imbalan dari mereka yang untuknya kamu beramal, karena kamu tidak punya pahala dari Kami”!
                Riya` bisa beraneka bentuk. Terkadang ia datang dengan jelas dan terkadang tersembunyi. Riya` secara terang-terangan adalah bentuk terburuk, yang membisikkan kepada pelakunya, “lakukanlah amal ini hingga manusia melihatmu.”
                Ada lagi yang lebih samar dan mengerikan. Apa itu? Hati-hatilah! Di saat kita tidak khusyuk di hadapan manusia, padahal kita menjadi sangat khusyuk tatkala di rumah. Begitu di hadapan manusia kita tidak seperti di rumah
                Masih ada bentuk yang paling samar. Dan ini sungguh berbahaya. Apa itu? Ya, saat kita menangis sendiri di kamar, tetapi berbuat riya` . Bagaimana bisa begitu? Kita mengharap dan berkata, “sekiranya air mata ini keluar saat aku ada di hadapan manusia.”. Oleh karena itu ulama salaf berkata :
“Diantara manusia ada yang menangis di hadapan manusia, dan ia dapat mempertahankan keikhlasannya. Tetapi, ada pula yang menangis sendirian di kamar, justru berbuat riya`”.

Waspadalah..waspadalah…
(Ranger Biru)

0 komentar:

Posting Komentar