Rabu, 30 Maret 2011

Saksikan Bahwa Aku seorang Muslim

Salim A Fillah, Pro U Media
395 Halaman

nah, lagi-lagi meresensi bukunya Salim A. Fillah. Memang tulisan-tulisan akhina yang satu ini sangat menginspirasi. Bisa dibilang, beliau adalah penulis berkarakter yang dengan gemilang berhasil mewariskan karakter tersebut pada tulisan-tulisannya. lihat saja bagaimana cara beliau 'berkesah' tentang kehidupan para sahabat sedemikian rupanya membuat kita, para pembaca, serasa berada dimasa dan tempat yang sama dengan para legendaris itu. 
Dikesempatan ini, ingin rasanya mengupas tentang 'AMBAK'-meminjam istilahnya penulis paporid saya, Pak Hernowo-'Apa Manfaatnya Bagiku' yang mana sedemikian hingga rupanya si 'ambak' inilah yang harus kita munculkan setiap kali kita mulai membaca, sehingga waktu kita tidak terbuang membaca yang gak bermanfaat, serta dan juga pabila akhirnya si 'ambak' ini akan membantu 'mempertahankan' minat baca kita terhadap sebuah buku. 
Oke..oke..cukup pengantarnya.
Intinya, 'ambak'-ato bahasa saya-'indikator' keberhasilan seorang pembaca dalam memahami buku ini adalah:


Pertama, merasa geli sendiri dan tersentak,
karena dibab pertama inilah ada pengalaman seperti bercermin dan melihat sekelebat bayangan diri- ya Allah, ternyata parah, dan terkadang kita tidak menyadari 'keparahan' iman kita, dan bisa atau tidaknya kita melihat 'keparahan' itu lebih parah lagi, karena seringkali kita tidak mengakuinya.di Bab pertama inilah satu persatu jenis kejahiliyahan dibahas, Fir'aun, Abu Lahab, Napoleon, 'Amr Ibn Luhay, dan beberapa model lainnya seperti berjalan linggak lingguk diatas catwalk peradaban. Hmm..adakah kita menyerupai karakternya? Na'udzubillahi min dzalik.
waspadalah..waspadalah..
Kedua, ada perasaan sakit. 
karena perpisahan.
Tak bisa kita pungkiri, sebagian besar kejahiliyahan itu nikmat, maka berpisah dengannya akan membuat kita sakit. Karena disitu mungkin ada cinta, ada saudara, ada sahabat, ada keluarga, ada harta. Disinilah kita belajar untuk mengerti, bahwa niscaya, setelah perpisahan itu akan ada cahaya, setelah kesusahan itu pasti ada kemudahan. disinilah kita belajar.

ketiga, menangis.
Karena mengasihani diri sendiri disebabkan miskin iman. Miskin iman mustahil melahirkan cinta. Maka setelah membaca bagian yang ini, mintalah rindu pada Allah, karena kita jarang bahkan tidak pernah merasakannya. setidaknya tidak sesering kita merindukan manusia.

Keempat, berpikir.
tentang kematangan.
Hmm..bagian ini agak sensitif. Menikah. maka setelah membaca bab ini, sudah bisa ditebak. efeknya adalah..
eng..ing..eng..
Insya Allah setelah membaca bab ini kita akan berpikir untuk menikah. 
*Kok jadi agak lebay reaksinya ya?* 
hmm..mari bersiap-siap.

Kelima, Semangat. Setelah memaknakan cinta di bab sebelumnya, maka di bab ini kita akan belajar mengejawantahkannya ke alam nyata.

Terakhir, Perasaan campur aduk. disana ada tangis taubat,ada gelora, ada semangat, ada cinta, dan ada azzam.

Dan itulah beberapa hal yang bisa kita dapatkan dengan membaca buku ini. Jangan heran jika ternyata beberapa efek diatas tidak muncul, bisa jadi itu karena kurang pahamnya kita, atopun mungkin karna emang blom selese baca. However, akan ada banyak lagi pengalaman dan manfaat yang bisa diambil.
Berdasarkan pengalaman saya, menyelami buku ini seperti menjelajah ke beberapa masa.
Oke,
selamat berpetualang.

0 komentar:

Posting Komentar